Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

Judul Pancasila sebagai Karakter Siswa di zaman Digitalisasi Penulis AHMAD FAISAL MUTTAQIN

Pancasila sebagai Karakter Siswa di Zaman Digitalisasi

 

Di era digitalisasi yang serba cepat dan penuh tantangan ini, para siswa dituntut untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam karakter. Dalam arus informasi yang deras, mudah bagi generasi muda untuk terpengaruh oleh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Di sinilah peran penting Pancasila sebagai dasar pembentukan karakter siswa menjadi sangat relevan dan tak tergantikan.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukan hanya sebatas simbol atau hafalan dalam buku pelajaran. Ia adalah pedoman hidup yang dapat membentuk kepribadian siswa agar tetap berakar pada nilai-nilai luhur bangsa, sekaligus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan siswa untuk tetap beriman dan bertakwa meskipun hidup di dunia digital. Di tengah kemajuan teknologi, siswa tetap harus mengedepankan etika dan menjaga moralitas dalam penggunaan media sosial maupun saat mengakses informasi di internet.

Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mendorong siswa untuk tetap menjunjung tinggi rasa empati dan menghormati sesama. Di dunia maya, ini berarti tidak melakukan perundungan digital (cyberbullying), menyebarkan hoaks, atau ujaran kebencian, tetapi justru menjadi agen kebaikan dan penyebar pesan damai.

Nilai Persatuan Indonesia sangat penting untuk menjaga keharmonisan di tengah keberagaman. Digitalisasi membuka ruang bagi pertemuan berbagai budaya dan pandangan, namun siswa berkarakter Pancasila tetap menjunjung tinggi semangat persatuan dan kebangsaan, serta menolak segala bentuk provokasi yang memecah belah.

Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengajarkan pentingnya musyawarah dan demokrasi. Siswa bisa menerapkannya dalam kegiatan organisasi digital, forum diskusi online, atau komunitas belajar, dengan tetap menjunjung nilai kebijaksanaan dan saling menghargai pendapat.

Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menginspirasi siswa untuk peduli terhadap sesama, termasuk dalam dunia digital. Siswa diajak untuk menggunakan teknologi tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga sebagai alat untuk membantu orang lain, berbagi ilmu, dan menciptakan konten yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebagai generasi penerus bangsa, siswa di zaman digital tidak boleh kehilangan jati diri. Pancasila adalah kompas moral yang mampu menjaga karakter siswa agar tetap tangguh, bijaksana, dan berintegritas di tengah era digital yang penuh tantangan. Dengan menjadikan Pancasila sebagai karakter, siswa tidak hanya menjadi cerdas digital, tetapi juga manusiawi, nasionalis, dan berkepribadian Indonesia sejati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...