Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

NILAI PANCASILA DALAM LINGKUP PEMBELAJARAN IPA / SRI HIDAYATI

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ilmiah, tetapi juga sebagai media strategis dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelajaran IPA, siswa tidak hanya diajak berpikir kritis dan logis, tetapi juga dibimbing untuk mengembangkan sikap tanggung jawab, peduli lingkungan, dan bekerja sama — yang semuanya merupakan cerminan nilai-nilai luhur Pancasila.
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Siswa diajak memahami kebesaran Tuhan melalui keteraturan alam semesta. Misalnya, saat mempelajari sistem tata surya atau keanekaragaman hayati, guru dapat menanamkan rasa kagum dan syukur atas ciptaan Tuhan, serta membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai wujud penghayatan nilai spiritual.

2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam eksperimen IPA, siswa diajarkan untuk menghormati pendapat orang lain, bekerja sama dalam kelompok, serta menjaga keselamatan diri dan orang lain. Hal ini menanamkan sikap saling menghargai, empati, dan berperilaku adil, sesuai dengan nilai kemanusiaan.

3. Nilai Persatuan Indonesia
Pembelajaran IPA bisa menjadi wadah memperkuat persatuan dengan melibatkan siswa dari berbagai latar belakang dalam kegiatan kelompok. Penanaman semangat gotong royong dan kerja sama lintas perbedaan mencerminkan rasa persatuan dan kebersamaan.

4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam diskusi IPA atau pengambilan keputusan saat proyek kelompok, siswa diajarkan pentingnya musyawarah, menghargai suara mayoritas, dan menerima keputusan bersama. Ini membentuk karakter demokratis yang kuat.

5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Melalui isu-isu IPA seperti distribusi energi, kelestarian lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara adil, siswa dibentuk menjadi pribadi yang peduli terhadap keseimbangan ekosistem dan kesetaraan hak setiap orang untuk menikmati alam dan kemajuan teknologi.

Dengan demikian, pelajaran IPA bukan hanya mendidik siswa menjadi ilmuwan kecil, tetapi juga membentuk mereka menjadi warga negara yang berkarakter Pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut dapat tumbuh kuat bila terus ditanam dan dipraktikkan secara konsisten dalam kegiatan belajar mengajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...