Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

MENIKMATI LIBURAN SEPENUH HATI DI PANTAI WATU ULO, UNTUK MENGAGUMI KEINDAHAN CIPTAAN ALLAH SWT/Emi Masruroh, S.Ag., M.Pd

Liburan merupakan momen yang sangat dinantikan, di saat muncul rasa penat, bosan dengan aktivitas yang monoton kita butuh rileks dan refresing, tidak harus pergi jauh, tidak harus membayar mahal atau apapun aktivitas kita untuk mengisi waktu liburan.

Ketika aku merasa lelah seharian membersihkan rumah, kulihat foto keluarga di Pantai watu ulo yang tak terhitung berapa kali pantai itu ku kunjungi, tapi aku tak pernah bosan. Siapa yang tidak mengenali keindahan pantai selatan ini? yakni sebuah pantai eksotis yang terletak di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dengan panorama alamnya yang unik dan udara segarnya yang menenangkan yang menjadi wisata andalan kota Jember

Pantai Watu Ulo merupakan keindahan alam yang memesona dan terkenal dengan formasi batuannya yang unik, memanjang dari tepi hingga ke laut, menyerupai tubuh ular. Nama "Watu Ulo" sendiri berasal dari bahasa Jawa, yakni "watu" yang berarti batu, dan "ulo" yang berarti ular. Keunikan ini menjadikan pantai ini berbeda dari pantai-pantai lainnya di Indonesia.

Saat mata memandang ke lautan yang luas, hati seolah diajak untuk merenung. Langit biru yang membentang tanpa batas, gulungan ombak yang datang silih berganti, serta hembusan angin laut yang menenangkan, semuanya adalah bagian dari lukisan agung ciptaan Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah SWT) bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

Pantai Watu Ulo adalah salah satu dari sekian banyak tanda kekuasaan Allah SWT yang bisa kita saksikan dengan mata kepala sendiri. Keindahannya bukan hanya menyenangkan mata, tetapi juga menyentuh hati, mengajak kita untuk bersyukur dan bertafakur.

Melakukan healing di pantai bukan hanya soal bersenang-senang. Ia adalah proses menyatu kembali dengan alam, mencari ketenangan, dan meresapi makna kehidupan. Di Watu Ulo, healing bisa dilakukan dengan berbagai cara yang menyenangkan sekaligus mendalam.

Berjalan menyusuri garis pantai sambil membiarkan kaki tersapu ombak kecil menjadi pengalaman yang menenangkan. Setiap langkah seakan membawa pergi kepenatan, dan setiap hembusan angin membisikkan harapan baru. Ini adalah saat di mana jiwa mulai bersih dan hati terbuka untuk merenung.

Memandangi Ombak dan Langit serta Laut yang luas menggambarkan keluasan rahmat Allah SWT. Tak peduli seberapa besar dosa atau masalah yang kita bawa, kasih sayang-Nya selalu terbuka. Healing lewat pandangan mata yang takjub kepada alam membuat kita merasa kecil dihadapan Sang Pencipta, namun tetap dicintai dan diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Berdoa dan berdzikir di Tepi pantai duduk diam, memejamkan mata, lalu melantunkan dzikir atau doa dengan suara hati yang tulus menjadi bentuk healing spiritual yang paling dalam. Suasana pantai yang sunyi dan angin yang menyapa perlahan menjadikan hati lebih tenang, lebih mudah berserah diri kepada Allah SWT.

Mengabadikan Momen Sebagai Rasa Syukur mengambil foto bukan semata untuk dipamerkan, tetapi sebagai bentuk syukur dan pengingat bahwa Allah SWT telah menciptakan dunia ini dengan begitu indah. Dalam setiap bidikan, kita bisa melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, dan mengingat betapa berharganya waktu yang kita miliki.

Pantai juga bisa menjadi tempat belajar tentang ketundukan kepada Allah SWT. Ombak yang terus bergerak mengikuti perintah-Nya, angin yang berhembus pada waktunya, dan matahari yang terbit serta terbenam dengan teratur adalah bukti bahwa seluruh alam tunduk pada Sang Pencipta.

Sebagai manusia, kita pun seharusnya mengambil pelajaran dari keteraturan itu. Ketika hidup terasa berat, saat emosi sedang tidak stabil, atau ketika kehilangan arah, datanglah ke pantai. Lihat dan dengarkan alam berbicara tentang kesabaran, ketundukan, dan keteguhan. Semuanya adalah refleksi dari kehendak-Nya yang sempurna.

Healing yang Berbuah Keimanan liburan bukan berarti jauh dari Allah, justru bisa menjadi jalan untuk semakin dekat. Healing yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu menemukan kembali makna hidup dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap detik yang kita jalani. Pantai Watu Ulo, dengan segala keindahan dan ketenangannya, menjadi tempat yang sangat tepat untuk itu.

Setelah kembali dari Watu Ulo, bukan hanya tubuh yang segar, tetapi hati juga lebih damai. Kita pulang dengan jiwa yang lebih lapang, pikiran yang lebih jernih, serta semangat hidup yang kembali tumbuh. Healing yang dilakukan di tempat seperti ini bukan sekadar trend, tapi ibadah batin yang menyentuh nurani.

Liburan yang Menyembuhkan, Mendekatkan pada Allah Pantai Watu Ulo adalah salah satu keajaiban ciptaan Allah SWT yang bisa kita nikmati sambil bersyukur dan bertafakur. Di sana, kita bisa healing dengan sepenuh hati—bukan hanya menyegarkan fisik, tetapi juga memperkuat iman. Keindahan alam bukanlah kebetulan, melainkan ayat-ayat Allah yang terbentang luas untuk kita renungi.

Mari jadikan setiap liburan sebagai sarana untuk lebih mengenal dan mencintai Allah SWT. Biarkan alam menyentuh jiwamu, dan biarkan hatimu kembali pada fitrahnya: tenang, bersyukur, dan penuh cinta pada Sang Pencipta."Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"(QS. Ar-Rahman: 13)

                                                            {by: mymy Juli 2025}

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...