Langsung ke konten utama

Goresan Tinta di Ujung Tahun / Izza Nur Laila, S.Ag.

Desember selalu hadir sebagai penutup tahun yang penuh renungan. Bagi seorang guru, khususnya guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, bulan ini bukan sekadar pergantian waktu, tetapi momentum kembali menata hati, menilai amal, dan menyusun langkah menuju tahun berikutnya. Dalam perjalanan panjang selama satu tahun pembelajaran, banyak cerita, perjuangan, dan hikmah yang patut diabadikan menjadi goresan tinta penuh pelajaran. Dalam perspektif ajaran Islam, setiap pergantian waktu sesungguhnya merupakan tanda kebesaran Allah. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 6, "Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan bumi, terdapat tanda-tanda bagi kaum yang bertakwa." Ayat ini mengingatkan bahwa hadirnya bulan Desember sebagai akhir tahun adalah kesempatan bagi pendidik dan peserta didik untuk merenungi perjalanan hidup. Apa yang sudah dilakukan? Apa yang masih tertunda? Dan apa yang harus diperbaiki? Sebagai guru Al-Qur'an...

SEMARAK AGUSTUS: "WUJUD CINTA TANAH AIR" / Eko Budi Setiyadi


Setiap bulan Agustus, bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan dengan penuh suka cita. Bulan ini tidak hanya menjadi penanda sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah, tetapi juga menjadi momen untuk merefleksikan nilai-nilai nasionalisme dan cinta tanah air. Semarak Agustus menjadi simbol nyata bagaimana masyarakat Indonesia menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap negeri tercinta.

Cinta tanah air bukan hanya sebatas slogan atau formalitas perayaan. Ia adalah wujud rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap bangsa. Melalui berbagai kegiatan, baik yang bersifat simbolik maupun substantif, masyarakat mengekspresikan nasionalisme mereka. Di desa-desa, kampung-kampung, sekolah, perkantoran, hingga pusat kota, suasana merah-putih terasa kental. Bendera berkibar di setiap rumah, umbul-umbul menghiasi jalan, mural bertema perjuangan digambar di tembok, dan berbagai lomba digelar dengan semangat persatuan.

Lomba-lomba seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, dan tarik tambang tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga sarana untuk mempererat silaturahmi, membangun kekompakan, serta menanamkan nilai-nilai kerja sama dan sportivitas. Generasi muda diajak mengenali makna perjuangan, bukan dengan kekerasan, tetapi dengan semangat kebersamaan, kreativitas, dan kontribusi positif.

Di sekolah-sekolah, kegiatan seperti upacara bendera, lomba pidato kebangsaan, baca puisi perjuangan, hingga pentas seni budaya menjadi bagian penting dalam membentuk karakter siswa. Guru dan tenaga pendidik mengintegrasikan nilai-nilai cinta tanah air dalam pembelajaran. Dengan demikian, semangat kemerdekaan tidak hanya menjadi kenangan sejarah, melainkan menjadi energi yang hidup dalam diri setiap pelajar.

Pemerintah dan instansi juga turut memeriahkan Agustus dengan kegiatan resmi seperti ziarah makam pahlawan, upacara detik-detik proklamasi, dan berbagai program bakti sosial. Di era digital ini, semangat cinta tanah air juga menyebar luas di media sosial. Generasi muda membuat konten positif bertema nasionalisme, mengunggah video edukatif tentang sejarah perjuangan, dan kampanye digital dengan tagar bertema kemerdekaan.

Namun, yang terpenting dari semarak Agustus bukanlah meriahnya perayaan, tetapi bagaimana momentum ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil pengorbanan. Cinta tanah air harus diwujudkan dalam bentuk nyata: taat aturan, menjaga lingkungan, belajar dengan giat, bekerja dengan jujur, serta menjaga persatuan dalam keberagaman.

Maka dari itu, setiap langkah kecil yang kita lakukan demi kemajuan bangsa adalah bentuk cinta tanah air yang hakiki. Semarak Agustus seharusnya menjadi pengingat bahwa cinta pada tanah air tidak boleh redup setelah tanggal 17 lewat. Ia harus terus menyala dalam tindakan sehari-hari.

Mari kita jadikan Semarak Agustus sebagai momen untuk memperkuat rasa nasionalisme, mempererat persatuan, dan membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Merdeka!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...