Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

Matematika Itu Mudah bagi Siswa Madrasah / Ahmad Faisal Muttaqin, S.Pd.

Matematika Itu Mudah bagi Siswa Madrasah

Bagi sebagian orang, matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membingungkan. Namun, bagi siswa madrasah, matematika justru menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami. Hal ini karena para guru di madrasah tidak hanya mengajarkan angka dan rumus, tetapi juga menanamkan sikap sabar, teliti, jujur dan ikhlas dalam setiap proses belajar.

Setiap kali pelajaran matematika dimulai, suasana kelas selalu terasa hidup. Guru menjelaskan konsep dengan cara sederhana, menggunakan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika belajar tentang perbandingan, siswa diajak menghitung zakat dan sedekah. Saat membahas bangun datar, mereka membuat pola hiasan kelas yang indah dan bermakna. Cara belajar seperti ini membuat siswa memahami bahwa matematika ada di sekitar mereka dan tidak perlu ditakuti.

Selain itu, di madrasah setiap pelajaran selalu diiringi dengan nilai-nilai keislaman. Guru sering mengingatkan bahwa keteraturan angka dan kesempurnaan perhitungan adalah bukti kebesaran Allah SWT. Dari situ, siswa belajar bahwa memahami matematika bukan hanya melatih otak, tetapi juga menumbuhkan rasa kagum dan syukur kepada Sang Pencipta.

Dengan semangat belajar yang tinggi dan lingkungan madrasah yang mendukung, siswa menjadi percaya diri menghadapi soal-soal matematika. Mereka tahu bahwa kesulitan hanyalah bagian dari proses menuju pemahaman. Kini, matematika bukan lagi pelajaran yang menakutkan, tetapi sahabat yang mengajarkan logika, kesabaran, dan ketelitian.

Bagi siswa madrasah, matematika itu mudah karena mereka belajar dengan hati yang tenang, niat yang tulus ikhlas dan semangat untuk mencari ilmu sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...