Langsung ke konten utama

Goresan Tinta di Ujung Tahun / Izza Nur Laila, S.Ag.

Desember selalu hadir sebagai penutup tahun yang penuh renungan. Bagi seorang guru, khususnya guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, bulan ini bukan sekadar pergantian waktu, tetapi momentum kembali menata hati, menilai amal, dan menyusun langkah menuju tahun berikutnya. Dalam perjalanan panjang selama satu tahun pembelajaran, banyak cerita, perjuangan, dan hikmah yang patut diabadikan menjadi goresan tinta penuh pelajaran. Dalam perspektif ajaran Islam, setiap pergantian waktu sesungguhnya merupakan tanda kebesaran Allah. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 6, "Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan bumi, terdapat tanda-tanda bagi kaum yang bertakwa." Ayat ini mengingatkan bahwa hadirnya bulan Desember sebagai akhir tahun adalah kesempatan bagi pendidik dan peserta didik untuk merenungi perjalanan hidup. Apa yang sudah dilakukan? Apa yang masih tertunda? Dan apa yang harus diperbaiki? Sebagai guru Al-Qur'an...

Menemukan Sisi Miring dengan Senyum: Pembelajaran Pythagoras yang Menyenangkan/ Ahmad Faisal Muttaqin, S.Pd.

Menemukan Sisi Miring dengan Senyum: Pembelajaran Pythagoras yang Menyenangkan

 

Di kelas VIII MTs N 7 Jember, suasana belajar matematika hari itu terasa berbeda. Papan tulis sudah tertulis kata "Teorema Pythagoras", namun guru tidak langsung menjelaskan rumusnya. Ia justru memulai dengan sebuah cerita tentang Pythagoras, seorang filsuf dan ahli matematika dari Yunani kuno yang menemukan hubungan ajaib antara sisi-sisi segitiga siku-siku. Cerita ringan itu membuat siswa penasaran dan tertawa kecil, karena ternyata matematika tidak selalu kaku dan menegangkan.

Guru kemudian mengajak siswa keluar kelas menuju halaman madrasah. Dengan tali dan penggaris panjang, mereka diminta menggambar segitiga di tanah. Anak-anak bekerja sama, mengukur panjang sisi-sisi, dan mencoba menemukan "sisi miring" menggunakan rumus yang baru saja mereka pelajari, yaitu a² + b² = c². Ketika hasilnya sesuai dengan pengukuran nyata, wajah mereka memancarkan kebanggaan dan senyum lebar. Mereka merasa seperti ilmuwan kecil yang baru saja menemukan sesuatu yang hebat.

Pendekatan pembelajaran seperti ini menunjukkan bagaimana pendidikan ramah anak diterapkan dalam pelajaran matematika. Guru memberi ruang bagi siswa untuk bertanya, bereksperimen, dan bekerja sama tanpa rasa takut salah. Tidak ada teguran keras, tidak ada tekanan untuk cepat benar. Yang ada hanyalah bimbingan lembut dan semangat belajar bersama.

Dengan cara tersebut, konsep Teorema Pythagoras bukan sekadar angka atau rumus, melainkan pengalaman nyata yang melekat di ingatan anak-anak. Mereka belajar bahwa matematika dapat dipahami dengan gembira, dan bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses memahami.

Akhir pelajaran hari itu ditutup dengan refleksi singkat. Seorang siswa berkata dengan antusias, "Ternyata mencari sisi miring itu menyenangkan, ya, Pak!" Guru pun tersenyum dan menjawab, "Karena kalian belajar dengan hati yang senang."

Melalui pengalaman itu, pembelajaran Pythagoras bukan hanya melatih kemampuan berhitung, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama, dan cinta belajar. Itulah makna sejati dari pendidikan ramah anak—menemukan sisi miring dengan senyum, dan belajar matematika dengan bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...