Langsung ke konten utama

Goresan Tinta di Ujung Tahun / Izza Nur Laila, S.Ag.

Desember selalu hadir sebagai penutup tahun yang penuh renungan. Bagi seorang guru, khususnya guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, bulan ini bukan sekadar pergantian waktu, tetapi momentum kembali menata hati, menilai amal, dan menyusun langkah menuju tahun berikutnya. Dalam perjalanan panjang selama satu tahun pembelajaran, banyak cerita, perjuangan, dan hikmah yang patut diabadikan menjadi goresan tinta penuh pelajaran. Dalam perspektif ajaran Islam, setiap pergantian waktu sesungguhnya merupakan tanda kebesaran Allah. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 6, "Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan bumi, terdapat tanda-tanda bagi kaum yang bertakwa." Ayat ini mengingatkan bahwa hadirnya bulan Desember sebagai akhir tahun adalah kesempatan bagi pendidik dan peserta didik untuk merenungi perjalanan hidup. Apa yang sudah dilakukan? Apa yang masih tertunda? Dan apa yang harus diperbaiki? Sebagai guru Al-Qur'an...

MTSN 7 JEMBER RAMAH ANAK, RUKUN DALAM PERBEDAAN DAN DAMAI DALAM PERSATUAN/AHMAD TAQIYYUDIN. S.Pd.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat ribuan pulau, ratusan suku, bahasa daerah, serta berbagai adat dan budaya. Selain itu, masyarakat Indonesia juga menganut agama yang berbeda-beda. Semua ini menunjukkan bahwa bangsa kita memiliki perbedaan yang sangat besar, namun tetap bisa hidup bersama sebagai satu kesatuan. Inilah yang dimaksud dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Perbedaan sering kali menimbulkan kesalahpahaman apabila tidak disikapi dengan bijaksana. Namun, perbedaan sebenarnya adalah anugerah. Dengan adanya perbedaan, kita bisa saling melengkapi dan saling belajar. Misalnya, setiap daerah memiliki budaya unik yang dapat memperkaya identitas bangsa. Begitu pula dengan bahasa daerah, yang menjadi warisan berharga dan sekaligus mempererat hubungan antarwarga.

Rukun dalam perbedaan berarti kita tetap menjalin persaudaraan, meskipun berbeda suku, agama, ataupun latar belakang. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap rukun bisa ditunjukkan dengan saling menghargai teman, tidak mengejek perbedaan fisik atau budaya, serta mau bekerja sama dalam kegiatan positif di sekolah maupun masyarakat. Dengan demikian, kita dapat menciptakan suasana harmonis dan damai.

Persatuan adalah kunci kekuatan bangsa. Tanpa persatuan, Indonesia mudah terpecah belah. Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan berhasil karena adanya persatuan dari seluruh rakyat. Para pejuang dari berbagai daerah bersatu padu melawan penjajah, meskipun berbeda bahasa, budaya, dan agama. Hal ini menjadi teladan berharga bagi generasi muda untuk selalu menjaga persatuan bangsa.

Damai dalam persatuan tidak hanya bermanfaat bagi negara, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Hidup dalam suasana damai membuat hati tenteram, belajar lebih menyenangkan, dan pergaulan menjadi sehat. Damai tidak berarti tidak ada perbedaan, melainkan mampu menerima perbedaan dengan hati yang lapang dan pikiran yang terbuka.

Sebagai pelajar, kita dapat berkontribusi dalam menjaga persatuan dengan cara sederhana: belajar bersama tanpa membeda-bedakan teman, menghargai pendapat orang lain, serta berani menolak sikap intoleransi. Dengan demikian, sekolah menjadi tempat yang aman, ramah, dan penuh kebersamaan.

Kesimpulannya, rukun dalam perbedaan dan damai dalam persatuan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat. Mari kita tanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Jika setiap anak bangsa mampu menghargai perbedaan dan menjaga persatuan, maka Indonesia akan terus maju, sejahtera, dan damai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...