Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

Menginspirasi dengan Cara yang Tegas dan Baik pada Murid/Vareza Juniardi

Setiap guru memiliki peran penting sebagai pendidik, pembimbing, sekaligus teladan bagi murid. Dalam keseharian di kelas, guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan melekat sepanjang hidup mereka. Salah satu pendekatan yang paling efektif adalah menginspirasi murid dengan cara yang tegas namun tetap baik.

Tegas bukan berarti keras. Tegas berarti konsisten, jelas, dan adil. Guru yang tegas menunjukkan batasan yang membuat murid merasa aman dan terarah. Ketika aturan dijalankan dengan konsisten, murid belajar tentang kedisiplinan, tanggung jawab, dan menghargai proses. Mereka memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan hal itu membentuk karakter mereka menjadi lebih matang.

Namun, ketegasan harus selalu diimbangi dengan kebaikan. Guru yang baik menyampaikan teguran dengan bahasa yang membangun, bukan merendahkan. Guru yang baik menghargai usaha, bukan hanya hasil. Dengan kebaikan, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk tumbuh tanpa merasa takut gagal. Murid pun merasa dihargai sebagai individu yang unik, sehingga lebih bersemangat untuk belajar dan memperbaiki diri.

Ketegasan membentuk karakter. Kebaikan membuka hati. Ketika keduanya dipadukan, guru tidak hanya mengatur kelas, tetapi juga menggerakkan jiwa murid. Inspirasi tumbuh bukan dari kata-kata yang keras, tetapi dari sikap konsisten dan penuh empati. Murid akan mengenang guru yang tegas dan baik sepanjang hidupnya, karena mereka tidak hanya diajarkan pengetahuan, tetapi juga diarahkan menjadi pribadi yang beretika dan bertanggung jawab.

Pada akhirnya, menjadi guru yang menginspirasi bukan tentang seberapa tinggi suara kita, tetapi seberapa kuat pesan yang kita tanamkan dan seberapa tulus niat kita dalam mendidik. Dengan ketegasan yang bijaksana dan kebaikan yang tulus, kita membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...