Langsung ke konten utama

Adiwiyata, Bukan Sekedar Label, tapi Suatu Proses. / Enki Dani N. S.Pd. M.Pd.

Program Adiwiyata sering kali dipahami sebatas sebagai penghargaan atau label bagi sekolah yang peduli lingkungan. Padahal, makna Adiwiyata jauh lebih dalam daripada sekadar predikat yang terpampang di papan nama sekolah. Adiwiyata sejatinya merupakan sebuah proses panjang yang bertujuan membentuk karakter peduli lingkungan pada seluruh warga sekolah secara berkelanjutan. Adiwiyata berasal dari dua kata, yaitu adi yang berarti besar, baik, atau ideal, dan wiyata yang berarti tempat memperoleh ilmu dan norma. Dengan demikian, Adiwiyata dimaknai sebagai tempat yang ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta membangun kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Proses ini tidak bisa dicapai secara instan, melainkan melalui pembiasaan, partisipasi aktif, dan komitmen bersama. Dalam penerapannya, Adiwiyata menuntut keterlibatan seluruh unsur sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, hingga tenaga kependidikan. Kebijakan sekolah harus mendukung perilaku ramah li...

Adiwiyata, Bukan Sekedar Label, tapi Suatu Proses. / Enki Dani N. S.Pd. M.Pd.



Program Adiwiyata sering kali dipahami sebatas sebagai penghargaan atau label bagi sekolah yang peduli lingkungan. Padahal, makna Adiwiyata jauh lebih dalam daripada sekadar predikat yang terpampang di papan nama sekolah. Adiwiyata sejatinya merupakan sebuah proses panjang yang bertujuan membentuk karakter peduli lingkungan pada seluruh warga sekolah secara berkelanjutan.

Adiwiyata berasal dari dua kata, yaitu adi yang berarti besar, baik, atau ideal, dan wiyata yang berarti tempat memperoleh ilmu dan norma. Dengan demikian, Adiwiyata dimaknai sebagai tempat yang ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta membangun kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Proses ini tidak bisa dicapai secara instan, melainkan melalui pembiasaan, partisipasi aktif, dan komitmen bersama.

Dalam penerapannya, Adiwiyata menuntut keterlibatan seluruh unsur sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, hingga tenaga kependidikan. Kebijakan sekolah harus mendukung perilaku ramah lingkungan, seperti pengelolaan sampah yang baik, penghematan energi dan air, serta pemanfaatan ruang terbuka hijau. Selain itu, nilai-nilai kepedulian lingkungan perlu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adiwiyata sebagai proses juga mengajarkan pentingnya konsistensi. Sekolah tidak hanya berbenah ketika penilaian akan dilakukan, tetapi menjadikan budaya peduli lingkungan sebagai bagian dari identitas sekolah. Kegiatan seperti bank sampah, kebun sekolah, daur ulang, dan aksi bersih lingkungan menjadi sarana pembelajaran karakter yang efektif. Dari kegiatan tersebut, siswa belajar tentang tanggung jawab, kerja sama, dan kepedulian sosial.

Lebih dari itu, dampak Adiwiyata diharapkan melampaui lingkungan sekolah. Peserta didik yang terbiasa hidup bersih dan peduli lingkungan akan membawa nilai-nilai tersebut ke rumah dan masyarakat. Dengan demikian, Adiwiyata berkontribusi dalam mencetak generasi yang sadar lingkungan dan mampu menghadapi tantangan kerusakan alam di masa depan.

Oleh karena itu, Adiwiyata tidak seharusnya dipandang sebagai tujuan akhir berupa penghargaan semata. Adiwiyata adalah proses pendidikan karakter yang berkelanjutan, yang menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab bersama demi keberlangsungan hidup yang lebih baik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...