Langsung ke konten utama

Belajar Tanpa Takut: Ketika Madrasah Menjadi Rumah Kedua / Dendie Bagus Windiar

Madrasah bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi juga ruang tumbuh bagi jiwa, akhlak, dan karakter peserta didik. Bagi seorang anak, madrasah idealnya menjadi rumah kedua —tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Di sanalah anak belajar tanpa rasa takut, berani bertanya, berani mencoba, dan berani menjadi dirinya sendiri. Belajar tanpa takut berarti proses pendidikan berlangsung tanpa kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Tidak ada ejekan, bentakan, atau perlakuan yang merendahkan martabat anak. Sebaliknya, madrasah ramah anak menghadirkan suasana yang menenangkan, dialogis, dan menghargai perbedaan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang mendampingi, mendengarkan, dan memberi teladan. Nilai-nilai P5RA (Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil 'Alamin) sangat relevan dalam mewujudkan madrasah ramah anak. Nilai beriman, bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia tercermin dari sikap saling menghormati anta...

Belajar Tanpa Takut: Ketika Madrasah Menjadi Rumah Kedua / Dendie Bagus Windiar

Madrasah bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi juga ruang tumbuh bagi jiwa, akhlak, dan karakter peserta didik. Bagi seorang anak, madrasah idealnya menjadi rumah kedua—tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Di sanalah anak belajar tanpa rasa takut, berani bertanya, berani mencoba, dan berani menjadi dirinya sendiri.

Belajar tanpa takut berarti proses pendidikan berlangsung tanpa kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Tidak ada ejekan, bentakan, atau perlakuan yang merendahkan martabat anak. Sebaliknya, madrasah ramah anak menghadirkan suasana yang menenangkan, dialogis, dan menghargai perbedaan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang mendampingi, mendengarkan, dan memberi teladan.

Nilai-nilai P5RA (Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil 'Alamin) sangat relevan dalam mewujudkan madrasah ramah anak. Nilai beriman, bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia tercermin dari sikap saling menghormati antara guru dan siswa, serta pembiasaan berkata baik dan berperilaku santun. Ketika anak merasa dihargai, mereka akan lebih mudah meneladani akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Madrasah ramah anak juga menumbuhkan nilai gotong royong dan kebhinekaan global. Anak-anak diajak bekerja sama, saling membantu, serta menghargai perbedaan latar belakang, kemampuan, dan pendapat. Perbedaan bukanlah alasan untuk menjauh, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi. Inilah wujud nyata pendidikan yang sejalan dengan semangat Rahmatan lil 'Alamin—memberi manfaat dan kedamaian bagi semua.

Selain itu, suasana belajar yang aman dan nyaman akan mendorong anak menjadi mandiri dan bernalar kritis. Anak tidak takut salah, karena kesalahan dipandang sebagai bagian dari proses belajar. Guru membimbing dengan sabar, mengarahkan dengan bijak, dan memberi ruang bagi kreativitas peserta didik. Dari sinilah lahir generasi yang percaya diri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Pada akhirnya, madrasah ramah anak bukan sekadar program atau slogan. Ia adalah komitmen bersama untuk menghadirkan pendidikan yang memuliakan anak. Ketika madrasah benar-benar menjadi rumah kedua, belajar bukan lagi beban, melainkan kebutuhan dan kebahagiaan. Dari lingkungan yang penuh kasih inilah akan tumbuh generasi berilmu, berakhlak, dan membawa kebaikan bagi umat dan bangsa. 🌱

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...