Langsung ke konten utama

Goresan Tinta di Akhir Tahun: Belajar dari Luka, Tumbuh dalam Doa / Dendie Bagus W

Akhir tahun sering kali datang tanpa kita sadari. Kalender hampir habis, lembar demi lembar telah kita lewati. Desember menjadi waktu yang tepat untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan merenungi perjalanan yang telah kita jalani. Bagi siswa madrasah tsanawiyah, satu tahun bukan hanya tentang nilai rapor, tetapi juga tentang proses belajar, perjuangan, dan pertumbuhan diri. Dalam perjalanan itu, tidak semua hari terasa mudah. Ada tugas yang terasa berat, nilai yang tidak sesuai harapan, teguran guru yang membuat hati tidak nyaman, bahkan rasa malas yang diam-diam menghambat langkah. Semua itu bisa menjadi "luka kecil" dalam proses belajar. Namun, luka bukan untuk disesali, melainkan untuk dipelajari. Dari kegagalan, kita belajar tentang usaha. Dari kesalahan, kita belajar tentang tanggung jawab. Dan dari rasa lelah, kita belajar arti kesungguhan. Madrasah mengajarkan bahwa belajar bukan sekadar mengisi kepala dengan ilmu, tetapi juga menata hati dengan akhlak. Ket...

Goresan Tinta di Akhir Tahun: Belajar dari Luka, Tumbuh dalam Doa / Dendie Bagus W

Akhir tahun sering kali datang tanpa kita sadari. Kalender hampir habis, lembar demi lembar telah kita lewati. Desember menjadi waktu yang tepat untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan merenungi perjalanan yang telah kita jalani. Bagi siswa madrasah tsanawiyah, satu tahun bukan hanya tentang nilai rapor, tetapi juga tentang proses belajar, perjuangan, dan pertumbuhan diri.

Dalam perjalanan itu, tidak semua hari terasa mudah. Ada tugas yang terasa berat, nilai yang tidak sesuai harapan, teguran guru yang membuat hati tidak nyaman, bahkan rasa malas yang diam-diam menghambat langkah. Semua itu bisa menjadi "luka kecil" dalam proses belajar. Namun, luka bukan untuk disesali, melainkan untuk dipelajari. Dari kegagalan, kita belajar tentang usaha. Dari kesalahan, kita belajar tentang tanggung jawab. Dan dari rasa lelah, kita belajar arti kesungguhan.

Madrasah mengajarkan bahwa belajar bukan sekadar mengisi kepala dengan ilmu, tetapi juga menata hati dengan akhlak. Ketika hasil belum sesuai harapan, Islam mengajarkan kita untuk tidak berputus asa. Allah berfirman bahwa Dia mencintai hamba yang terus berusaha dan bersabar. Maka, setiap tetes keringat saat belajar, setiap doa yang dipanjatkan sebelum ujian, dan setiap usaha memperbaiki diri adalah bagian dari ibadah.

Doa adalah kekuatan seorang pelajar madrasah. Saat buku terasa sulit dipahami, saat hafalan belum melekat di ingatan, dan saat semangat mulai menurun, doa menjadi tempat bersandar. Doa bukan pengganti usaha, tetapi penyempurna ikhtiar. Belajar dengan sungguh-sungguh lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah adalah ciri pelajar yang beriman dan berilmu.

Di ujung tahun ini, mari kita menulis kembali niat kita. Jika kemarin kita pernah lalai, hari ini kita perbaiki. Jika kemarin kita pernah menyerah, hari ini kita bangkit. Jadikan Desember sebagai titik refleksi, bukan penyesalan. Tahun boleh berganti, tetapi semangat belajar harus terus menyala.

Ingatlah, siswa madrasah adalah calon generasi berilmu dan berakhlak. Teruslah belajar, teruslah berdoa, dan jangan takut pada proses. Karena dari luka, kita belajar. Dari doa, kita tumbuh. Dan dengan izin Allah, masa depan yang berkah akan menyambut kita dengan penuh harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...