Langsung ke konten utama

Desember: Bulan yang Mengajarkan Kita tentang Pulang dan Melepas / Moh. Fatkur Rohman Sholeh, S.S.

Desember selalu datang dengan cara yang lembut. Tidak pernah tergesa-gesa, namun selalu terasa lebih hangat meski angin sering membawa dingin. Ada sesuatu dalam Desember yang membuat kita berhenti sejenak, menoleh ke belakang, lalu menatap ke depan dengan hati yang lebih tenang. Mungkin karena Desember adalah penutup, garis akhir dari perjalanan panjang dua belas bulan yang penuh cerita. Di bulan ini, waktu seolah melambat. Langit sore terlihat lebih pucat, angin lebih pelan, dan hati lebih mudah tersentuh. Banyak orang bilang Desember adalah bulan pulang—pulang ke rumah, pulang ke keluarga, pulang kepada diri sendiri. Ada rindu yang tiba-tiba muncul begitu saja, ada ingatan yang kembali hidup tanpa diminta. Desember adalah ruang sunyi yang mengajak kita untuk merenung. Tentang langkah-langkah yang sudah ditempuh, tentang mimpi yang sempat kita usahakan, tentang luka yang mungkin belum sepenuhnya sembuh. Di bulan ini, kita belajar menerima bahwa tidak semua yang kita inginkan berha...

Mesin Waktu Dipenghujung Tahun : Desember / Andriana Nafelian

"Mesin Waktu di Penghujung Tahun : Desember"
Oleh : Andriana Nafelian

Desember selalu datang dengan cara yang berbeda. Ada kehangatan dibalik celah jendela di awal bulan 1 Desember. Kehangatan itu perlahan berubah menjadi tenang, nyaman, dan kesegaran. Ada pula refleksi dari perjalanan kecil sepanjang tahun, dan ada ruang kecil dalam hati yang mulai terisi dengan berjuta - juta harapan baru. Yahh inilah hari dan dibulan penghujung tahun  2025, yaitu Desember. Banyak yang menyebut desember ini bulan ceria, orang jawa juga menyebut Desember "Gede - gede sumber", kalau fenomena alam desember ini musimnya hujan. Bulan Desember memiliki elemen udara yang terasa lebih lembap, curah hujan meningkat, dan berbagai aktivitas masyarakat mulai berfokus pada penutupan agenda tahunan.
Menjelang akhir tahun 2025, kita senantiasa diajak untuk berhenti sejenak dengan menengok kembali langkah yang sudah kita tempuh, sekaligus menata niat untuk melangkah lebih mantap ditahun yang akan datang ini yaitu tahun 2026. Diantara sibuknya dunia dan cepat berlalunya waktu, Desember hadir sebagai pengingat bahwa setiap akhir bulan bukanlah penutup, melainkan undangan untuk memulai hal yang lebih baik di bulan sebelum - sebelumnya. Inilah saatnya kita menyusun resolusi, memperbarui semangat, dan merangkul harapan yang selama ini mungkin banyak tertunda.
Melalui perpaduan antara kalender masehi, hijrah, dan jawa, masyarakat Indonesia masih menjaga tradisi menghitung waktu dengan makna yang lebih dalam, bukan hanya untuk mencatat hati, tetapi juga memahami siklus kehidupan. Dalam kalender masehi, Desember merupakan bulan terakhir dengan jumlah sebanyak 31 hari. Di Indonesia, bulan Desember menjadi salah satu bulan yang paling ditunggu karena identik dengan libur panjang, perayaan akhir tahun, dan momentum berkumpul bersama keluarga. Diiringi juga dengan cuaca yang mulai basah karena musim hujan yang menambah suasana khas Desember, membuat banyak orang merasa penuh kehangatan dan makna.
Keunikan bulan Desember dibandingkan dengan bulan yang lainnya  yaitu karena adanya perayaan Natal. Maka banyak orang menyebut Desember ini dikaitkan dengan suasana keajaiban dan kegembiraan. Salah satu alasannya karena adanya perayaan Natal, yang dirayakan oleh Umat Kristen di seluruh dunia, dengan pernak - pernik pohon natal yang dihias dengan lampu berkilauan, hadiah yang dibungkus secantik mungkin, dan lagu natal yang ikut mengiringinya dengan penuh suka cita dan kehangatan. Desember juga merupakan waktu untuk menghargai orang - orang yang kita cintai terutama keluarga dan teman untuk berkumpul merayakan natal dan tahun baru bersama sebagai berbagi kebahagian dan mempererat silaturahmi karena libur panjang juga.
Banyak yang berasumsi ketika memasuki tanggal 1 Januari, merasa ada halaman baru yang terbuka atau momen perayaan yang dimulainya tahun kalender yang baru. Banyak pula orang yang menuliskan resolusi, target besar, atau sekedar harapan yang mereka inginkan. Makanya banyak tradisi ketika menyambut tahun baru dimulai dengan kembang api, doa bersama, serta kumpul bersama keluarga dan teman. Semoga di bulan Desember, atau bulan dipenghujung tahun 2025 ini dapat memberi kesan yang menarik, dan menjadi kisah perjalanan di tahun 2025. Harapan saya semoga desember ini benar kata orang jawa "Gede - gedene sumber" yang berarti bulan desember menjadi bulan yang sebagai sumber mata air yang memancar dengan baik dan lancar. Ungkapan ini terkait dengan rezeki, dan alam semesta yang menempatkan Desember sebagai bulan yang penuh berkat karena mata air melimpah. Dan tak lupa juga kita senantiasa selalu bersyukur kepada Allah. Semoga akhir bulan diakhir tahun ini menjadi hal yang bermakna dan berkah untuk setiap mahluk hidup. Buatlah ending kisah kita di tahun ini menjadi lebih bermakna. Salam.





Sent from my tablet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...