Goresan Tinta di Ujung Tahun: Desember yang Penuh Berkah dan Makna
Desember bukan sekadar angka ke-12 di kalender atau penanda berakhirnya sebuah siklus rotasi bumi. Bagi banyak orang, Desember adalah sebuah pemberhentian sejenak—sebuah ruang tunggu yang hangat sebelum kita melompat ke gerbang waktu yang baru. Di ujung tahun ini, mari kita biarkan jemari menuliskan refleksi di atas kertas kehidupan, merangkum segala rasa yang sempat singgah.
Jika kita melihat kembali ke belakang, tahun ini mungkin terasa seperti roller coaster. Ada tawa yang pecah di sela-sela keberhasilan, namun tak jarang ada tetesan air mata yang jatuh dalam heningnya kegagalan. Namun, bukankah setiap goresan luka itu yang mendewasakan?
Desember membawa pesan bahwa keberkahan tidak selalu hadir dalam bentuk kemenangan. Terkadang, keberkahan ada pada kesehatan yang masih terjaga, keluarga yang tetap mendukung, serta napas yang masih memungkinkan kita untuk kembali mencoba besok pagi.
Sering kali kita terburu-buru menulis daftar keinginan untuk tahun depan, hingga lupa mensyukuri apa yang sudah di tangan. Di ujung Desember ini, biarkan goresan tinta kita lebih banyak berisi ucapan terima kasih daripada sekadar daftar belanjaan ambisi.
Berkat yang paling nyata adalah saat kita mampu menyadari bahwa setiap kejadian—baik yang manis maupun yang pahit—adalah bagian dari skenario Tuhan yang sempurna untuk membentuk karakter kita.
"Akhir tahun bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita sebenarnya."
Mari kita tutup buku tahun ini dengan senyuman. Biarkan tinta terakhir di bulan Desember ini menjadi penutup yang indah, penuh dengan harapan bahwa tahun yang akan datang akan membawa lebih banyak cahaya dan kedamaian.
Komentar
Posting Komentar