Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

Potret Pendidikan Zaman Now / Hermawan Supriyadi, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan merupakan pilar utama dalam membentuk masa depan bangsa. Di era modern saat ini, atau yang sering disebut sebagai "zaman now", dunia pendidikan mengalami banyak perubahan signifikan, baik dari sisi metode pembelajaran, peran teknologi, hingga tantangan yang dihadapi oleh siswa, guru, dan lembaga pendidikan. Perubahan ini mencerminkan dinamika sosial, perkembangan teknologi, serta kebutuhan zaman yang terus berkembang.

Salah satu ciri utama pendidikan zaman sekarang adalah integrasi teknologi digital dalam proses belajar mengajar. Penggunaan internet, platform pembelajaran daring, video edukatif, dan aplikasi penunjang belajar menjadi hal yang lumrah. Siswa dapat mengakses materi pelajaran dari mana saja dan kapan saja. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber ilmu, melainkan menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam memahami informasi yang sangat luas. Sistem pembelajaran berbasis digital ini terbukti mampu meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi proses pendidikan, terutama pada masa pandemi COVID-19 yang memaksa sekolah dan universitas beralih ke model daring.

Namun, kemajuan ini tidak datang tanpa tantangan. Kesenjangan digital menjadi salah satu masalah krusial. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat elektronik dan koneksi internet yang memadai. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam proses belajar, terutama di daerah-daerah terpencil atau keluarga dengan ekonomi rendah. Pendidikan yang seharusnya merata dan inklusif justru berisiko menjadi eksklusif bagi kalangan tertentu.

Selain itu, pendidikan zaman now juga menghadapi persoalan dalam hal karakter dan nilai moral. Dengan arus informasi yang begitu deras, siswa mudah terpapar berbagai konten yang tidak mendidik. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi semakin penting. Sekolah tidak hanya dituntut untuk mencetak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.

Guru di era sekarang pun dituntut untuk terus beradaptasi. Tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu menggunakan teknologi, berinovasi dalam metode mengajar, serta memahami kondisi psikologis siswa yang hidup di tengah tekanan sosial media dan tuntutan akademik yang tinggi. Pelatihan guru dan pengembangan profesional menjadi kunci agar tenaga pendidik tetap relevan dan efektif dalam menjalankan perannya.

Meski tantangan pendidikan zaman now cukup kompleks, peluang untuk menciptakan generasi yang unggul juga terbuka lebar. Pendidikan kini dapat menjadi lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan individu. Siswa dapat mengembangkan potensi unik mereka dengan bantuan teknologi dan akses informasi yang luas. Kurikulum pun mulai bergeser dari sekadar hafalan ke arah pengembangan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.

Potret pendidikan zaman sekarang adalah cerminan dari sebuah era yang dinamis dan penuh tantangan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan sistem pendidikan yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada masa depan. Dengan begitu, pendidikan benar-benar menjadi alat perubahan yang mencerdaskan dan memajukan bangsa.

 

 

@maone_Mei_2025

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...