Langsung ke konten utama

Desember: Penghujung Tahun yang Penuh Berkah (By Nala Arwi)

Desember selalu hadir sebagai bulan yang sarat makna. Ia bukan sekadar penutup tahun, tetapi juga ruang untuk merenung, bersyukur, dan menata kembali langkah yang telah ditempuh. Tahun 2025 menjadi perjalanan yang luar biasa penuh dinamika, tantangan, sekaligus keberkahan yang patut dirayakan. Salah satu anugerah terbesar di awal tahun 2025 adalah ketika saya terpilih menjadi mahasiswa PPG dan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh melalui  zoom meeting . Momen itu menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan profesional saya sebagai seorang pendidik. Dengan rasa haru dan bangga, saya menyadari bahwa amanah baru itu bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus berkembang. Sepanjang tahun ini, berbagai pengalaman hadir silih berganti ada yang menguatkan, ada yang menguji keteguhan hati. Namun, setiap langkah yang terlalui membentuk pribadi yang lebih matang. Saya belajar lebih banyak tentang kesabaran, komitmen, dan arti sesungguhnya menja...

Penguatan Nilai Pancasila untuk Siswa Madrasah / MOH. FATKUR ROHMAN SHOLEH

Pancasila merupakan dasar negara dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Kelima silanya mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi siswa madrasah, memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari pembentukan karakter dan akhlak mulia yang sejalan dengan ajaran agama.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, madrasah memiliki peran penting dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam diri peserta didiknya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pada keimanan, keadilan, persatuan, musyawarah, dan kepedulian sosial.

Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa", mengajarkan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di madrasah, nilai ini dikuatkan melalui kegiatan keagamaan seperti salat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dan pembelajaran akidah akhlak. Siswa dibiasakan untuk menjadikan agama sebagai fondasi dalam berpikir dan bertindak, serta menghormati pemeluk agama lain.

Sila kedua, "Kemanusiaan yang adil dan beradab", tercermin dalam ajaran Islam tentang kasih sayang dan tolong-menolong. Di lingkungan madrasah, nilai ini bisa diwujudkan melalui kegiatan sosial seperti bakti sosial, pengumpulan donasi, atau membantu teman yang kesulitan. Siswa dilatih untuk bersikap empati, adil, dan santun terhadap siapa pun tanpa memandang latar belakang.

Sila ketiga, "Persatuan Indonesia", menekankan pentingnya menjaga kebinekaan dalam bingkai persatuan. Madrasah mendidik siswa untuk mencintai tanah air, menghargai perbedaan suku, budaya, dan bahasa, serta menjunjung tinggi semangat kebangsaan. Melalui upacara bendera, pelajaran PPKn, dan kegiatan kepramukaan, siswa dilatih menjadi warga negara yang nasionalis dan toleran.

Sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan", mengajarkan pentingnya musyawarah dan demokrasi. Di madrasah, siswa dilibatkan dalam organisasi seperti OSIM dan kegiatan kelas yang mendorong mereka untuk belajar menyampaikan pendapat, menerima perbedaan, dan membuat keputusan bersama dengan bijak.

Sila kelima, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mendorong terciptanya kehidupan yang adil dan merata. Siswa madrasah diajarkan untuk tidak bersikap diskriminatif, mau berbagi, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Keadilan dalam hubungan sosial menjadi salah satu nilai penting yang terus dikuatkan dalam kegiatan harian.

Penguatan nilai-nilai Pancasila di madrasah harus menjadi tanggung jawab bersama. Guru, orang tua, dan lingkungan sekolah harus bersinergi dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat, beriman, dan berjiwa kebangsaan.

Dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar sikap dan perilaku, siswa madrasah akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang unggul, moderat, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan: Pondasi Pembentukan Karakter dan Kepribadian Bangsa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai dasar pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan identitas yang akan menjadi panduan hidup masyarakat di masa depan. Di Indonesia, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat, toleran, dan berkepribadian kuat, serta mampu bersaing dalam kancah global. Karakter bangsa yang kokoh berawal dari pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai-nilai luhur. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kemampuan berinteraksi yang baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi, harus dapat menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong-royong, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini akan me...

"Healing" Liburan, "Gass" PPG! / Enki Dani Nugroho, S.Pd. M.Pd.

Libur semester seringkali identik dengan waktu untuk santai, tidur lebih lama, jalan-jalan, atau sekadar rebahan tanpa merasa bersalah. Tapi bagi peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), liburan bukan berarti sepenuhnya berhenti dari perjuangan. Inilah momen "healing", tapi tetap gass alias tetap produktif dengan cara yang menyenangkan dan tidak menguras tenaga seperti biasanya. Healing bukan sekadar pelesiran ke tempat wisata, tetapi bagaimana mengistirahatkan pikiran dari tekanan, sekaligus tetap menjaga ritme semangat belajar. Jadi, meski liburan, peserta PPG bisa tetap menyusun rencana, membuka kembali catatan materi, atau mengulas portofolio secara santai. Caranya? Duduk di teras rumah, ditemani secangkir kopi dan suara alam, sambil baca modul atau nonton ulang rekaman perkuliahan. Serius tapi santai, gass tapi tetap healing!. Bagi sebagian peserta, healing justru datang saat bisa berkarya di tengah liburan. Membuat media ajar interaktif, mencoba AI dalam menyusun bahan pe...